Curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Jabodetabek dalam beberapa hari terakhir menyebabkan titik banjir Tangerang Selatan bertambah signifikan. Dalam laporan terbaru pada 8 Juli 2025, ada 22 lokasi banjir yang teridentifikasi di sejumlah kecamatan. Ketinggian air yang bervariasi mulai dari 30 cm hingga lebih dari 160 cm membuat aktivitas warga terganggu, bahkan beberapa akses jalan utama sempat terputus. Banyak warga bertanya-tanya mengapa titik banjir Tangerang Selatan ini makin meluas dari tahun ke tahun.
Faktor cuaca ekstrem memang menjadi penyebab utama, namun banyak ahli dan aktivis lingkungan mengingatkan soal buruknya drainase, perizinan pembangunan yang tidak mempertimbangkan daya dukung lingkungan, hingga minimnya ruang terbuka hijau. Pemerintah Kota Tangsel pun turun langsung ke lapangan untuk menangani banjir, meskipun sebagian warga masih mengeluhkan lambatnya proses evakuasi dan bantuan logistik. Dalam artikel ini, kita akan membahas daftar lengkap titik banjir Tangerang Selatan, penyebab utama, serta solusi yang mulai dirancang oleh pemerintah daerah.
Peningkatan Jumlah Titik Banjir di Tangsel Tahun 2025
Lonjakan jumlah titik banjir tangerang selatan dalam beberapa hari terakhir sangat mencolok. Dari data pada 6 Juli yang mencatat 6 titik banjir, kini pada 8 Juli 2025 sudah bertambah menjadi 22 lokasi. Sebagian besar terjadi di wilayah Kecamatan Ciputat, Ciputat Timur, Pondok Aren, Pamulang, dan Serpong. Fenomena ini membuat pemerintah harus bergerak cepat untuk mengantisipasi dampak lanjutan, apalagi curah hujan diperkirakan masih tinggi hingga akhir pekan ini.
Daftar lokasi banjir yang dilaporkan meliputi:
- Perumahan Puri Bintaro
- Jalan Parakan, Pamulang
- Perempatan Cipayung
- Jalan Merpati, Sawah Baru
- Kampung Sawah, Ciputat
- Jalan WR Supratman
- Perumahan Griya Jakarta
- Jalan Cendrawasih, Pondok Aren
- Bintaro sektor 3 dan 5
- Jalan Raya Serua
Titik-titik ini didominasi oleh kawasan perumahan padat penduduk dan berada dekat saluran air yang sudah menyempit atau tertutup bangunan. Ketinggian air di beberapa tempat mencapai 160 cm dan mengakibatkan kendaraan mogok serta rumah terendam total.
Penyebab Utama Banjir di Wilayah Tangsel
Banyak pihak mempertanyakan mengapa titik banjir Tangerang Selatan semakin banyak setiap tahunnya. Jawabannya tidak sesederhana sekadar hujan deras. Ada kombinasi faktor manusia dan alam yang memperparah kondisi drainase di kota ini. Pertama, pembangunan perumahan dan pusat bisnis yang marak tidak diimbangi dengan sistem resapan air yang baik. Banyak saluran air yang tidak terhubung dengan baik dan bahkan tertutup beton atau bangunan liar.
Selain itu, pemangkasan ruang terbuka hijau secara masif dalam 10 tahun terakhir berdampak buruk pada daya serap air hujan. Lahan-lahan kosong yang dulunya menjadi penampungan alami air kini telah berubah fungsi menjadi gedung atau kawasan komersial. Ditambah lagi dengan kurangnya pengerukan saluran air secara berkala.
Kondisi geografis Tangsel yang sebagian besar dataran rendah membuat air mudah menggenang. Hal ini diperparah dengan tidak adanya danau atau waduk penampung air hujan yang memadai. Akibatnya, ketika hujan mengguyur dalam durasi panjang, air langsung melimpas ke permukiman warga.
Respons Pemerintah dan Proses Evakuasi
Pemerintah Kota Tangerang Selatan melalui Dinas PUPR dan BPBD langsung menerjunkan tim ke sejumlah titik banjir. Petugas tampak sibuk menyedot air menggunakan pompa mobile dan membersihkan saluran air yang tersumbat. Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, menyatakan bahwa pihaknya telah mengaktifkan posko darurat di beberapa titik strategis, terutama di Ciputat dan Pondok Aren.
Namun, respons pemerintah ini masih menuai kritik. Beberapa warga mengeluhkan keterlambatan evakuasi, terutama di wilayah Perumahan Puri Bintaro yang ketinggian airnya mencapai 80 cm lebih sejak malam sebelumnya. Banyak warga terjebak di rumah tanpa bisa keluar dan akses listrik pun sempat dipadamkan oleh PLN sebagai langkah pengamanan.
BPBD Tangsel menyebut ada lebih dari 300 rumah yang terdampak dan lebih dari 1.000 warga yang harus mengungsi ke tempat lebih aman. Bantuan berupa makanan siap saji, selimut, dan air bersih telah disalurkan, meskipun pendistribusiannya masih belum merata.
Titik Banjir yang Terus Berulang Setiap Tahun
Uniknya, beberapa titik banjir Tangerang Selatan tercatat selalu menjadi langganan banjir hampir setiap tahun. Misalnya kawasan Kampung Sawah di Ciputat dan Jalan Cendrawasih di Pondok Aren. Warga setempat menyebutkan bahwa selama lebih dari 5 tahun terakhir, setiap musim hujan pasti ada genangan tinggi di daerah mereka.
Pemerintah sempat menjanjikan akan membangun kolam retensi dan sistem drainase baru, namun realisasinya masih sangat lambat. Pengerjaan proyek normalisasi kali dan pelebaran saluran air yang sudah direncanakan sejak 2023 hingga kini masih terbatas pada tahap pengadaan lahan.
Persoalan banjir ini juga menunjukkan perlunya audit lingkungan secara berkala, terutama pada kawasan perumahan yang dibangun dalam 10 tahun terakhir. Tanpa perencanaan tata ruang yang matang, akan semakin banyak titik banjir baru yang bermunculan.
Harapan dan Solusi Jangka Panjang
Masyarakat berharap agar penanganan banjir tidak hanya bersifat jangka pendek seperti penyedotan air atau bantuan logistik, melainkan ada upaya sistematis dalam mencegah banjir sejak dari hulu. Salah satu solusi yang banyak diajukan adalah pembangunan sumur resapan masal di seluruh kawasan rawan banjir.
Selain itu, penting juga untuk mengembalikan fungsi aliran sungai yang kini banyak tersumbat. Program edukasi warga untuk tidak membuang sampah ke saluran air juga masih perlu ditingkatkan. Pemerintah harus lebih transparan dalam penggunaan anggaran banjir dan mempercepat proyek infrastruktur pengendali air.
Perlu kolaborasi antara pemkot, warga, developer perumahan, dan akademisi untuk mengatasi persoalan yang tiap tahun makin kompleks ini. Jangan sampai Tangerang Selatan menjadi kota yang kehilangan daya saing akibat banjir berkepanjangan.
FAQ
Berapa jumlah titik banjir di Tangerang Selatan pada 8 Juli 2025?
Sebanyak 22 titik banjir teridentifikasi tersebar di berbagai kecamatan.
Apa penyebab utama banjir di Tangsel?
Kombinasi antara curah hujan tinggi, drainase buruk, minimnya ruang terbuka hijau, dan pembangunan tanpa AMDAL yang baik.
Wilayah mana yang paling parah terdampak banjir?
Ciputat, Pamulang, dan Pondok Aren termasuk yang paling terdampak.
Apa langkah pemerintah dalam menangani banjir ini?
Mendirikan posko darurat, menyedot air, distribusi bantuan, dan pengerukan saluran air.
Apakah banjir ini terjadi tiap tahun?
Ya, beberapa wilayah seperti Kampung Sawah dan Jalan Cendrawasih menjadi langganan banjir tahunan.