Berita  

Festival Peh Cun Tangerang 2025 Meriahkan Libur Sekolah dengan Tradisi Perahu Naga dan Ritual Budaya yang Penuh Makna

festival Peh Cun Tangerang

Setiap pertengahan tahun, warga Kota Tangerang dan sekitarnya bisa menyaksikan salah satu perayaan budaya Tionghoa yang paling dinantikan, yaitu Festival Peh Cun. Perayaan ini rutin digelar di Sungai Cisadane dan selalu berhasil menyedot perhatian ribuan pengunjung. Tahun ini, Festival Peh Cun Tangerang kembali digelar pada pertengahan Juni 2025 dan menghadirkan rangkaian acara yang lebih meriah dan penuh warna dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Bagi masyarakat Tionghoa, Peh Cun bukan sekadar perayaan biasa. Tradisi ini memiliki akar sejarah yang panjang dan sarat makna filosofis. Selain itu, melalui perayaan ini, Pemerintah Kota Tangerang juga ingin mendorong harmoni antarwarga serta meningkatkan daya tarik wisata dan sektor UMKM lokal. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika festival ini selalu menjadi sorotan dan dibicarakan luas.

Artikel ini akan mengulas tuntas sejarah Peh Cun, rangkaian kegiatan yang diselenggarakan di Tangerang, serta bagaimana antusiasme warga menjadikan festival ini ajang budaya yang inklusif dan penuh warna.

Sejarah dan makna tradisi Peh Cun yang masih lestari

Peh Cun berasal dari bahasa Hokkian yang dalam bahasa Mandarin dikenal dengan nama Duan Wu Jie. Tradisi ini dirayakan setiap tanggal 5 bulan 5 dalam kalender Imlek, yang pada tahun ini jatuh pada pertengahan Juni. Dalam budaya Tionghoa, Peh Cun merupakan perayaan untuk mengenang Qu Yuan, seorang penyair dan pejabat yang setia pada negaranya dan wafat dengan cara tragis.

Ritual tradisi Peh Cun berisi doa kepada leluhur, memandikan perahu, serta lomba perahu naga yang menjadi pusat perhatian. Selain itu, masyarakat juga membuat makanan khas seperti bakcang yang dibagikan secara gratis. Semua ini melambangkan penghormatan, semangat gotong royong, dan cinta pada budaya leluhur.

Baca juga:  Seleksi Calon Paskibraka Kota Tangerang Tahun 2025 Segera Dibuka, Persiapkan Diri Sekarang!

Ritual memandikan perahu papak sebagai simbol pembersihan

Salah satu kegiatan ikonik dalam Festival Peh Cun Tangerang adalah ritual memandikan perahu papak. Upacara ini berlangsung di bantaran Sungai Cisadane dan dipimpin oleh sesepuh masyarakat Tionghoa setempat. Mereka membawa perahu-perahu tradisional ke sungai, lalu membasuh dan menghiasnya dengan harapan agar mendapat berkah dan keselamatan.

Tradisi ini dipercaya sebagai simbol pembersihan diri dan lingkungan sebelum mengikuti kompetisi perahu naga. Meski sederhana, momen ini selalu menyentuh banyak hati karena mencerminkan nilai spiritual yang kental. Bahkan banyak warga non-Tionghoa pun turut serta menyaksikan dan menghormati prosesi ini.

Lomba perahu naga jadi daya tarik utama

Tidak bisa dimungkiri, lomba perahu naga selalu menjadi magnet utama dalam Festival Peh Cun Tangerang. Perlombaan ini diikuti oleh berbagai tim dari dalam dan luar kota yang bersaing mendayung cepat di arus Sungai Cisadane. Deru genderang dan sorakan penonton membuat suasana menjadi sangat hidup.

Warga Tangerang memenuhi tepian sungai untuk menyaksikan aksi mendebarkan para pendayung. Selain menampilkan sportivitas, acara ini juga menjadi wadah persatuan budaya. Beberapa sekolah dan komunitas lokal bahkan ikut dalam parade, lengkap dengan kostum dan atribut budaya.

Festival Peh Cun sekaligus angkat sektor UMKM dan pariwisata

Tidak hanya budaya yang diangkat, namun Festival Peh Cun juga memberi dampak nyata bagi pelaku usaha kecil dan menengah di Tangerang. Dalam area festival, ratusan UMKM lokal membuka lapak yang menjual makanan, kerajinan tangan, hingga produk fashion khas.

Kota Tangerang memanfaatkan momentum ini untuk mendorong pemulihan ekonomi dan pariwisata pascapandemi. Oleh sebab itu, tidak heran jika hotel-hotel di sekitar pusat kota ramai dipesan selama festival berlangsung. Bahkan beberapa turis dari luar kota dan luar negeri datang khusus untuk menyaksikan perayaan ini.

Baca juga:  Mengenal Lebih Dekat Masjid Nurul Huda Kota Tangerang Selatan

Harmoni lintas etnis dalam festival budaya

festival Peh Cun Tangerang

Salah satu hal paling membanggakan dari Festival Peh Cun Tangerang adalah partisipasi warga lintas agama dan etnis. Meskipun berasal dari budaya Tionghoa, acara ini tidak bersifat eksklusif. Justru sebaliknya, semua orang diundang untuk hadir, menikmati pertunjukan, dan saling mengenal dalam semangat kebersamaan.

Wakil Wali Kota Tangerang, Sachrudin, juga menekankan pentingnya menjaga nilai harmoni sosial melalui perayaan seperti ini. Menurutnya, kota yang kuat adalah kota yang warganya saling menghormati budaya satu sama lain. Festival Peh Cun menjadi cerminan ideal dari hal tersebut.

Festival Peh Cun Tangerang 2025 bukan hanya tentang parade atau lomba. Lebih dari itu, ini adalah momen untuk merayakan identitas, merawat tradisi, dan membangun hubungan yang lebih baik antarwarga. Dari ritual memandikan perahu hingga gemuruh perlombaan naga, semua tersaji dalam satu rangkaian acara yang semarak dan penuh makna.

Jika kamu belum pernah menyaksikan Festival Peh Cun secara langsung, maka tahun ini adalah kesempatan sempurna. Jadilah bagian dari perayaan yang tidak hanya kaya budaya, tapi juga menguatkan rasa persatuan di tengah keberagaman.

FAQ

Kapan Festival Peh Cun Tangerang 2025 dilaksanakan?

Festival ini berlangsung pada pertengahan Juni 2025, bertepatan dengan tanggal 5 bulan 5 kalender Imlek.

Di mana lokasi perayaan utama Festival Peh Cun?

Lokasi utama ada di Sungai Cisadane, tepatnya di kawasan heritage Kota Tangerang.

Apakah festival ini terbuka untuk umum?

Ya. Semua warga dari latar belakang apapun bisa datang dan menikmati acara secara gratis.

Apa saja acara yang paling menarik?

Ritual memandikan perahu papak, lomba perahu naga, bazar UMKM, dan pertunjukan seni budaya.

Apakah tersedia makanan khas di festival ini?

Tentu saja. Pengunjung bisa mencicipi bakcang dan aneka makanan tradisional lainnya dari stand UMKM.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *