Berita  

Profil dan Riwayat Sultan Hasanudin Lahir di Mana Lengkap Asal Daerah dan Perjuangannya

sultan hasanudin lahir di mana

Salah satu tokoh penting dalam sejarah perlawanan rakyat Nusantara terhadap penjajahan Belanda adalah Sultan Hasanuddin. Sosok ini dikenal karena keberaniannya dalam memimpin rakyat Kerajaan Gowa melawan dominasi VOC di wilayah timur Indonesia. Banyak yang penasaran dan bertanya, Sultan Hasanudin lahir di mana? Informasi ini penting untuk mengenal lebih dekat figur yang dijuluki oleh Belanda sebagai “Ayam Jantan dari Timur” karena keberaniannya.

Sultan Hasanuddin tidak hanya dikenang sebagai pemimpin perang, tetapi juga tokoh strategis yang memperjuangkan kedaulatan wilayah kerajaan dan perdagangan rempah-rempah dari ancaman monopoli asing. Ia lahir di lingkungan kerajaan, mendapatkan pendidikan istana yang memadai, dan memiliki wawasan geopolitik yang cukup luas untuk masanya. Artikel ini akan mengupas secara lengkap tempat dan tanggal lahir Sultan Hasanuddin, perjuangan hidupnya, hingga bagaimana ia wafat dan dikenang oleh bangsa Indonesia.

Sultan Hasanudin Lahir di Mana dan Kapan?

Pertanyaan sultan hasanudin lahir di mana sering muncul dalam pembelajaran sejarah. Berdasarkan sejumlah referensi resmi, Sultan Hasanuddin lahir di Gowa, wilayah yang kini termasuk dalam Provinsi Sulawesi Selatan. Nama lengkapnya adalah I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape Sultan Hasanuddin.

Ia lahir pada tanggal 12 Januari 1631. Sebagai anak dari Raja Gowa ke-15, Sultan Malikussaid, Hasanuddin tumbuh dalam lingkungan kerajaan yang sangat kental dengan ajaran Islam dan nilai-nilai kepemimpinan. Sejak muda, ia sudah dilibatkan dalam urusan politik dan kenegaraan.

Kota Gowa pada masa itu merupakan pusat pemerintahan dan perdagangan penting di timur Nusantara. Letaknya yang strategis membuat Gowa menjadi salah satu kerajaan maritim yang cukup diperhitungkan, terutama dalam perdagangan rempah dan persekutuan diplomatik dengan kerajaan lain.

Baca juga:  Info Lengkap Biaya Masuk SMP PGRI 1 Tangerang dan Prosedur Pendaftaran

Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan Sultan Hasanuddin

Sebagai keturunan bangsawan, Hasanuddin mendapat pendidikan yang baik di dalam lingkungan istana. Ayahnya, Sultan Malikussaid, memastikan bahwa putranya memiliki wawasan keagamaan dan kenegaraan yang kuat. Sultan Hasanuddin juga mempelajari strategi militer dan seni diplomasi sejak dini, yang kelak sangat berguna dalam perjuangannya melawan penjajah.

Pendidikan keislaman menjadi bagian penting dalam pembentukan karakter Sultan Hasanuddin. Ia tumbuh menjadi pribadi yang teguh dalam nilai agama sekaligus memiliki semangat patriotik yang tinggi. Kemampuannya berbicara dengan bijak, memimpin pasukan, dan membuat keputusan sulit menjadikannya sosok pemimpin yang dihormati.

Dari catatan sejarah, sejak usia 15 tahun, ia sudah ikut dalam pertemuan penting kerajaan, menandakan betapa besarnya kepercayaan keluarga dan elite kerajaan terhadap kemampuannya.

Perjuangan Sultan Hasanuddin Melawan VOC

Setelah dilantik menjadi Raja Gowa ke-16 pada tahun 1653, Sultan Hasanuddin segera berhadapan dengan konflik besar: ekspansi VOC di wilayah timur. Perjuangan Sultan Hasanuddin melawan VOC berlangsung selama bertahun-tahun dan menjadi salah satu perlawanan terbesar di Indonesia Timur.

VOC saat itu berusaha memonopoli perdagangan rempah, dan Gowa yang merupakan pusat perdagangan bebas dianggap ancaman. Sultan Hasanuddin dengan tegas menolak monopoli dan memperjuangkan kebebasan rakyat Gowa dalam berdagang. Ia melakukan perlawanan bersenjata, memperkuat armada laut, dan menjalin aliansi dengan kerajaan lain.

Pertempuran paling besar terjadi pada tahun 1666-1669, dikenal dengan Perang Makassar. Meskipun akhirnya Gowa terpaksa menandatangani Perjanjian Bungaya yang merugikan, namun semangat juang Sultan Hasanuddin tidak luntur. Ia tetap dihormati sebagai pejuang tangguh dan simbol perlawanan rakyat.

Wafat Sultan Hasanuddin dan Warisan Sejarahnya

sultan hasanudin lahir di mana

Setelah masa perlawanan yang panjang, Sultan Hasanuddin akhirnya mengundurkan diri dari takhta pada tahun 1669. Ia wafat pada 12 Juni 1670 di Gowa dalam usia 39 tahun. Wafat Sultan Hasanuddin meninggalkan duka mendalam, tidak hanya bagi rakyat Gowa, tetapi juga seluruh bangsa Indonesia yang menghargai perjuangan kemerdekaan.

Baca juga:  Layanan PBG Kota Tangerang Proses Cepat, Hanya 10 Jam Selesai

Ia dimakamkan di Kompleks Makam Raja-Raja Gowa di Sulawesi Selatan. Hingga kini, makamnya masih banyak dikunjungi dan menjadi bagian penting dari wisata sejarah dan religi di kawasan tersebut. Pemerintah Indonesia juga menetapkan Sultan Hasanuddin sebagai Pahlawan Nasional karena kontribusinya yang luar biasa dalam perjuangan melawan kolonialisme.

Warisan sejarah Sultan Hasanuddin tidak hanya tertulis dalam buku sejarah, tetapi juga hidup dalam budaya lokal, nama jalan, hingga institusi pendidikan yang menggunakan namanya sebagai bentuk penghormatan.

Jejak Sultan Hasanudin di Luar Gowa dan Hubungan dengan Banten

Beberapa catatan sejarah menyebut bahwa Sultan Hasanuddin juga pernah menjalin komunikasi dengan kerajaan lain di luar Sulawesi, termasuk Banten. Sultan hasanudin banten memang bukan bagian utama dalam biografinya, namun upayanya menjalin persekutuan dengan kerajaan Islam lain di Jawa dan Sumatera menjadi bukti strategi diplomasi yang luas.

Kerajaan Gowa di bawah kepemimpinan Hasanuddin menjalin hubungan dengan Kesultanan Banten sebagai bentuk solidaritas antar kerajaan Islam dalam menghadapi ancaman VOC. Hubungan ini bersifat strategis dan menunjukkan kepiawaian Hasanuddin dalam membangun kekuatan kolektif.

Namun, tidak ada bukti bahwa Sultan Hasanuddin lahir atau dibesarkan di Banten. Semua catatan sejarah menguatkan bahwa ia dilahirkan, dibesarkan, dan wafat di Gowa, Sulawesi Selatan.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *