Berita  

Liburan Asri dan Edukatif di Kampung Ekowisata Keranggan Tangerang Selatan

kampung ekowisata keranggan tangerang selatan

Kalau kamu lagi cari destinasi wisata yang tidak cuma seru tapi juga menyehatkan, maka kampung ekowisata keranggan tangerang selatan adalah pilihan yang sangat cocok. Terletak di tengah pesatnya perkembangan kota, tempat ini menjadi oase hijau yang menawarkan ketenangan, keasrian, dan edukasi lingkungan dalam satu paket. Cocok banget buat liburan bareng keluarga, teman, atau sekadar menyendiri dari hiruk pikuk kota.

Kampung ini punya daya tarik yang unik karena menggabungkan nuansa alam yang masih terjaga dengan nilai-nilai budaya lokal. Saat berkunjung ke sana, kamu nggak cuma diajak jalan-jalan atau foto-foto saja, tapi juga bisa belajar langsung tentang konservasi, pertanian organik, dan kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun. Lokasinya berada di wilayah Keranggan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan—hanya butuh waktu sekitar satu jam dari Jakarta jika naik kendaraan.

Sejarah dan Konsep Kampung Ekowisata Keranggan

Untuk memahami pesona kampung ekowisata keranggan tangerang selatan, penting banget buat tahu dulu latar belakangnya. Kampung ini bukan cuma tempat wisata biasa, tapi merupakan inisiatif warga lokal yang ingin menjaga kelestarian lingkungan di tengah derasnya pembangunan kota. Dengan dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta pemerintah daerah, kampung ini tumbuh menjadi destinasi unggulan berbasis pelestarian alam dan budaya.

Nama “ekowisata” sendiri merujuk pada konsep wisata berkelanjutan. Artinya, setiap aktivitas yang dilakukan di kampung ini didesain agar tidak merusak lingkungan, melibatkan masyarakat lokal, serta memberikan dampak ekonomi secara langsung kepada warga sekitar. Ini yang membedakan kampung ekowisata dengan destinasi wisata komersial biasa.

Aktivitas Seru yang Bisa Dilakukan di Kampung Ekowisata

Kamu mungkin bertanya-tanya, apa saja sih yang bisa dilakukan di kampung ekowisata keranggan? Tenang, pilihannya banyak dan semuanya menarik. Mulai dari aktivitas outdoor hingga kegiatan edukatif, semuanya bisa kamu nikmati di sini.

Salah satu yang paling digemari adalah tur pertanian organik. Kamu bisa ikut langsung menanam, memanen, bahkan mencicipi hasil bumi segar dari kebun warga. Anak-anak pun bisa belajar cara membuat kompos, mengenal tanaman obat, hingga mengenali jenis-jenis serangga yang bermanfaat untuk pertanian.

Ada juga workshop kerajinan tangan yang dibuat dari bahan daur ulang atau alam, seperti membuat caping dari bambu, merangkai janur, hingga membatik dengan pewarna alami. Selain itu, kamu juga bisa mencoba susur sungai, bersepeda mengelilingi kampung, atau sekadar duduk santai di saung bambu sambil menyeruput teh kelor hangat.

Konservasi Lingkungan yang Jadi Nafas Utama

Yang membuat kampung ekowisata keranggan tangerang selatan ini berbeda adalah fokus besarnya pada konservasi lingkungan. Banyak program yang dijalankan warga, mulai dari penanaman pohon endemik, pembersihan sungai, hingga pelatihan pengelolaan sampah berbasis komunitas.

Kampung ini juga mengadopsi prinsip zero waste. Di banyak titik, kamu bisa melihat tempat-tempat pengomposan, bank sampah, serta taman-taman edukatif yang memperkenalkan gaya hidup ramah lingkungan. Bahkan para pengunjung yang datang didorong untuk tidak membawa sampah plastik dan menggunakan wadah ramah lingkungan.

Dengan konsep seperti ini, kampung ekowisata keranggan bukan cuma tempat healing, tapi juga tempat belajar gaya hidup hijau yang bisa diterapkan di mana saja. Kamu jadi bisa bawa pulang lebih dari sekadar oleh-oleh—tapi juga pengetahuan baru.

Kolaborasi Warga dan Pemerintah dalam Pengembangan

Salah satu kunci sukses dari kampung ekowisata keranggan adalah keterlibatan aktif warga dalam setiap kegiatan. Hampir semua atraksi dan fasilitas di kampung ini dikelola oleh masyarakat lokal. Pemerintah hanya berperan sebagai fasilitator dan pendukung dari sisi promosi dan infrastruktur.

Dukungan dari Kemenparekraf juga tidak main-main. Menparekraf Sandiaga Uno sendiri pernah berkunjung langsung dan menyebut kampung ini sebagai contoh desa wisata yang berhasil mempertahankan kelestarian alam dan budaya di tengah tekanan urbanisasi. Ini membuktikan bahwa kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta bisa menciptakan destinasi yang berkualitas dan berkelanjutan.

Tak hanya itu, kampung ini juga sering dilibatkan dalam berbagai festival pariwisata dan lomba desa wisata tingkat nasional. Hal ini memberi dampak positif bagi ekonomi warga serta membuka lebih banyak peluang pelatihan dan promosi ke level yang lebih tinggi.

Tips Berkunjung ke Kampung Ekowisata Keranggan

Kalau kamu tertarik berkunjung ke kampung ekowisata keranggan, ada beberapa tips yang bisa kamu ikuti. Pertama, pastikan untuk menghubungi pengelola kampung terlebih dahulu. Beberapa aktivitas seperti workshop atau tur edukatif biasanya memerlukan reservasi sebelumnya agar lebih terorganisir.

Kedua, siapkan pakaian yang nyaman dan sepatu yang cocok untuk kegiatan outdoor. Karena banyak aktivitas yang dilakukan di alam terbuka, kamu sebaiknya siap untuk sedikit “kotor”—tapi pastinya seru. Bawa juga perlengkapan pribadi seperti botol minum, topi, dan sunblock.

Ketiga, bawa kamera atau smartphone dengan baterai penuh! Karena banyak spot menarik dan alami yang Instagramable banget. Tapi ingat, jangan sampai mengganggu ketenangan atau merusak lingkungan hanya demi konten.

FAQ

1. Di mana lokasi Kampung Ekowisata Keranggan?
Kampung ini terletak di Kelurahan Keranggan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan.

2. Apa saja kegiatan yang bisa dilakukan di sana?
Mulai dari tur kebun organik, susur sungai, workshop kerajinan, hingga edukasi lingkungan.

3. Apakah bisa datang tanpa reservasi?
Bisa, tapi disarankan untuk reservasi dulu terutama untuk grup atau aktivitas khusus.

4. Apakah ramah untuk anak-anak?
Sangat ramah, banyak kegiatan edukatif untuk anak seperti mengenal tanaman dan hewan.

5. Kapan waktu terbaik untuk berkunjung?
Pagi atau sore hari saat cuaca tidak terlalu panas. Hindari hari hujan karena sebagian besar kegiatan dilakukan di luar ruangan.

Exit mobile version